Lama Baca 3 Menit

Permen Dewa Dapur di Tahun Baru Kecil

21 December 2021, 09:29 WIB

Permen Dewa Dapur di Tahun Baru Kecil-Image-1

Gambar Dewa Dapur - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Hari ini, bagi warga Tiongkok hari ke-23 bulan lunar terakhir. Dikenal sebagai Tahun Baru Kecil. Sebagian orang merayakannya.

Dilansir dari The World of Chinese, bagi yang merayakan, membuat Zaotang (灶糖), secara harfiah "Permen Dapur", yaitu makanan manis yang terbuat dari maltosa, digunakan sebagai korban kepada Dewa Dapur. 

Permen Dapur hadir dalam berbagai bentuk. Ada yang berbentuk tongkat, tebalnya sekitar dua sentimeter, disebut “关东糖 (Permen Guandong)”; yang bulat disebut "糖瓜 (Melon Gula)."

zaotang hanya diproduksi sekitar Tahun Baru Kecil, ketika sebagian besar wilayah Tiongkok berada di bawah suhu beku, sehingga permen dapat dijual di jalan dan gelembung kecil di dalam permen menciptakan rasa renyah yang istimewa. 

Dikatakan bahwa Permen Guandong yang asli sangat keras dan kokoh, dan hanya dapat dipatahkan dengan pisau. Tapi biasanya zaotang yang dijual di pinggir jalan memiliki gelembung di tengahnya, sehingga lebih mudah dikunyah.

Asal usul permen ini dapat dikaitkan dengan pemujaan rakyat terhadap Dewa Dapur, yang juga dikenal sebagai Dewa Kompor. Dewa peringkat terendah dalam mitologi tradisional Tiongkok, (Zaojun, "Dewa Kompor") diyakini telah disembah di Tiongkok sejak catatan sejarah paling awal. 

Dia bertanggung jawab atas dapur dan perlindungan keluarga, dan potret dirinya biasanya ditempatkan di depan perapian, sehingga dia dapat mengamati segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga sepanjang tahun (beberapa daerah menambahkan potret istrinya).

Pada Tahun Baru Kecil, Dewa Dapur kembali ke Surga dan melaporkan kepada Kaisar Giok tentang perilaku keluarga selama tahun itu, dan Kaisar akan memberi penghargaan atau hukuman kepada keluarga berdasarkan apa yang dia dengar dari Dewa Dapur. 

Peran ini membuat Dewa Dapur menjadi salah satu dewa yang paling dipuja dalam cerita rakyat tradisional, tetapi jika pengorbanan yang dilakukan secara teratur untuk potretnya tidak berhasil, manusia tidak boleh menggunakan akal-akalan.

Ada juga yang membuat permen manis tapi lengket untuk diletakkan di depan dewa atau dioleskan pada potretnya, tergantung pada versi masing-masing. Dewa Dapur hanya akan mengatakan hal-hal manis tentang mereka — atau sebagai alternatif, itu akan menempelkan gigi-giginya sehingga dia tidak bisa mengatakan hal buruk.

Pemujaan terhadap Dewa Dapur semakin ditinggalkan di masa modern, tetapi permennya masih tersedia sebagai camilan jalanan atau di toko.